burntbridge – Tabrakan maut yang menewaskan dua pemuda warga asal Palangka Raya dan Pulang Pisau di Jembatan Tumbang Nusa Km 32, Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Senin (27/7/2020) mengungkap mitos ‘angker’ tikungan jembatan itu. Konon kabarnya di lokasi itu sudah banyak korban tewas karena kecelakaan. Salah seorang warga Tumbang Nusa, Jali, yang sering lalu lalang di ruas jembatan tersebut mengungkapkan keangkerannya.
Menurut Jali, biasanya saat malam ia melintasi tikungan tersebut selalu terasa berbeda. “Kadang saya lihat ada perempuan berdiri di sisi jalan, dan kendaraan yang saya gunakan jalannya agak berat, apalagi saat saya membawa makanan dari arah Palangka Raya,” kata Jali saat dibincangi Balanganews.com, Selasa (28/7/2020). Menurut Jali, setahu dia sudah banyak korban meninggal dunia di lokasi tikungan itu, baik kecelakaan tunggal maupun tabrakan. Bahkan ada yang terpental ke luar jembatan dengan kondisi yang mengenaskan.
“Pokoknya daerah itu memang rawan kecelakaan, dan ada mistisnya juga. Saya merasakan sendiri, jadi kalau lewat di daerah itu ingat-ingat dan banyak istighfar,” cerita Jali. Terpisah, Ketua Majelis Agama Hindu Kaharingan Kota Palangka Raya, Parada Lewis KDR, juga memberikan tanggapannya mengenai mitos Jembatan Tumbang Nusa. Menurut Parada, ia sudah pernah mendengar cerita adanya makhluk astral berwujud perempuan di tikungan Jembatan Tumbang Nusa kilometer 32. Cerita itu, kata Parada, ia dengar dari orangtua dulu yang menuturkan, banyak hal-hal aneh atau gaib terjadi Tumbang Nusa, tetapi kalau di tikungan belum pernah mendengar. “Di Kalteng ini kan memang banyak cerita hal-hal gaib, tidak hanya di situ saja,” sebut Parada.
Menurutnya kecelakaan bisa saja terjadi karena faktor kelalaian saat berkendara. Tidak hanya lantaran hal-hal mistis. “Kalaupun ada penunggu di situ, bisa dihilangkan dengan upacara rutas atau buang sial,” ujarnya. Minim Rambu di Jembatan Tumbang Nusa Kapolres Pulang Pisau AKBP Yuniar Arifianto melalui Kasatlantas AKP M Syafuan Noor saat dikonfirmasi, Selasa (28/7/2020), mengaku belum bisa membenarkan jika disebut tikungan jembatan itu menelan puluhan korban jiwa. “Yang jelas tikungan jembatan itu memang rawan kecelakaan,” cetus dia seraya mengaku belum memegang data jumlah korban kecelakaan di daerah itu.
Namun Syafuan mengingatkan, agar pengendara yang melewati kawasan tersebut berhati-hati. “Jika kondisi sedang mengantuk sebaiknya istirahat, jangan dipaksakan, apalagi dalam perjalanan malam hari. Kurangi batas maksimum kecepatan demi keselamatan jiwa kita,” ucap Kasatlantas. Ia mengatakan, untuk mengantisipasi terjadinya kecelakaan di kawasan itu, pihak Satlantas Polres Pulang Pisau akan berkoordinasi dengan instansi terkait untuk membuat rambu-rambu peringatan di daerah rawan kecelakaan. Salah satunya di tikungan jembatan Tumbang Nusa ini. “Saat ini memang minim peringatan seperti spanduk-spanduk, ke depan akan kita upayakan,” ujar dia Togel online terpercaya.
Sebagaimana diketahui, terjadi kecelakaan maut hingga merenggut dua korban jiwa sekaligus atas nama Anam (21) dan Julitra (23). Keduanya mengendarai Yamaha MX King warna biru bernopol KH 4618 JI dari arah Pulang Pisau. Nahas, sepeda motor keduanya bertabrakan dengan sebuah mobil Suzuki Ertiga bernopol DA 1241 AV yang melaju dari arah Palangka Raya. Pengemudi mobil adalah Mushaffa Zakir (38), warga Komplek Kayu Tangi II, Jalur II RT.15, Banjarmasin, Kalsel. Ia juga merupakan anggota DPRD Kota Banjarmasin. Kerasnya benturan kedua kendaraan, mengakibatkan pengendara sepeda motor mengalami luka yang serius dan pembonceng sepeda motor, Julitra meninggal di lokasi.
Sementara pengemudi mobil, Mushaffa Zakir hanya mengalami luka ringan. Dua orang pemuda ini merupakan warga dengan alamat KTP Desa Rakumpit dan Desa Takaras, Kecamatan Rakumpit, Palangka Raya. Informasi tak resmi menyebutkan salah satu korban, Julitra juga warga asal Kelurahan Kalawa RT 5, Kabupaten Pulang Pisau. Kecelakaan terjadi di ruas Trans Kalimantan, tepatnya di Jembatan Tumbang Nusa Km 32, Senin (27/7/2020) sekitar pukul 15.30 WIB. Jembatan Layang Terpanjang Jembatan Layang atau lebih tepatnya sering disebut juga Jalan Layang Tumbang Nusa terletak di Desa Tumbang Nusa Kecamatan Jabiren Raya, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Sebelumnya, kawasan jalan trans kalimantan poros selatan yang menghubungkan Palangka Raya ke Banjarmasin ini rawan banjir. Sehingga kemudian dibangunlah jembatan ini yang panjangnya diperkirakan mencapai 10 kilometer dengan konstruksi Pile Slab. Jalur penghubung Kalsel dan Kalteng tersebut, sangat vital, karena jadi jalur angkutan sembako dan barang dari Kalsel ke Kalteng. Sebelum terbangun jembatan, pada ruas itu sekitar 10 kilometer terendam banjir saat Sungai Kahayan dan Kapuas meluap. Luapan air hingga merendam jalur jalan dan memutuskan arus lalulintas kendaraan yang lewat. Akibatnya , kendaraan bermotor saat melintas jalan terpaksa harus menggunakan perahu motor atau kelotok milik masyarakat.
Untuk sekali angkut satu sepeda motor, pengguna jalan harus merogoh kocek Rp30 ribu sebagai ongkos. Sedangkan mobil tidak bisa lewat, karena rawan terjebak kubangan. Jembatan dibangun secara bertahap menggunakan dana APBN hingga beberapa tahun anggaran. Pembangunan baru selesai semasa dua kali jabatan Gubernur Kalteng, yakni saat kepemimpinan H Asmawi Agani (Alm) dan Gubernur Agustin Teras Narang. Awalnya , jalan lempengen beton tersebut panjangnya hanya 7 kilometer. Namun ternyata banjir terus meluas, sehingga jembatan atau jalan layang Tumbang Nusa diperpanjang 3 kilometer. Sehingga saat ini panjangnya mencapai 10 kilometer. Bahkan jembatan layang ini sempat disebut sebagai jembatan terpanjang di Indonesia.(
Baca Juga: