Jembatan Chacao merupakan proyek rekayasa penting di Chili, yang dirancang untuk menghubungkan pulau Chiloé dengan daratan Chili melalui Terusan Chacao. Setelah selesai, jembatan ini akan menjadi jembatan gantung terpanjang di Amerika Selatan, dengan panjang total 2,75 kilometer. Jembatan ini bertujuan untuk menggantikan layanan feri yang ada, mengurangi waktu penyeberangan dari 30–40 menit menjadi hanya 3 menit dengan mobil. Peningkatan ini diharapkan dapat meningkatkan konektivitas regional, pariwisata, dan pembangunan ekonomi.
Pembangunan jembatan ini dimulai pada tahun 2014 dan menghadapi berbagai tantangan seperti kompleksitas geologi, risiko seismik, dan masalah keuangan, yang menyebabkan beberapa kali penundaan. Perkiraan terbaru menyebutkan bahwa penyelesaiannya akan dilakukan sekitar tahun 2026. Dirancang oleh konsorsium yang dipimpin oleh Hyundai Engineering & Construction, jembatan ini dilengkapi teknologi canggih untuk menahan gempa bumi (hingga 9,0 skala Richter), angin kencang (hingga 250 km/jam), dan arus pasang surut yang kuat. Menara pusat, yang ditambatkan di terumbu karang Roca Remolino, sangat penting untuk menjaga kestabilannya. https://mays-easa.org/
Jembatan ini akan memiliki empat jalur untuk kendaraan, dua jalur untuk pejalan kaki dan pengendara sepeda, serta dilengkapi sistem isolasi seismik yang canggih. Dengan menggunakan lebih dari 23.000 ton baja dan 68.000 meter kubik beton, jembatan ini merupakan bukti rekayasa modern dalam mengatasi tantangan alam.
Melampaui tujuan praktisnya, Jembatan Chacao melambangkan upaya Chili untuk menjembatani kesenjangan budaya dan geografis, menghubungkan aspek pedesaan dan modern wilayahnya.